Esai Prabu Unpad Penerimaan Raya Mahasiswa Baru Universitas Padjadjaran
Krisis
Nasionalisme Bangsa Indonesia Di Era Globalisasi
Nasionalisme merupakan refleksi perjuangan
dari segenap komponen bangsa. Tidak peduli dari suku mana ia berasal, bahasa
apa yang digunakan dan agama apa yang dipeluknya, semuanya ingin bersatu dalam
wadah sebuah bangsa. Semuanya harus memiliki jiwa nasionalisme, agar bangsa dan
negaranya tetap utuh, tetap aman, tetap rukun dan tetap sejahtera.
Pentingnya sebuah bangsa memiliki nasionalisme digambarkan pula oleh Bung Karno dengan mengutip pendapat pemimpin Mesir yang termashur, Mustafa Kamil, sbb.:“Oleh karena rasa kebangsaaanlah, maka bangsa-bangsa yang terbelakang lekas mencapai peradaban, kebesaran, dan kekuasaan. Rasa kebangsaanlah yang menjadi darah yang mengalir dalam urat-urat bangsa-bangsa yang kuat dan rasa kebangsaanlah yang memberi hidup kepada tiap-tiap manusia yang hidup”. (Soekarno, 1930: 118)
Demikian pentingnya nasionalisme bagi suatu bangsa dalam mengisi kehidupan bernegara walaupun pada saat itu kondisi bangsa ada dalam kekuasaan bangsa lain.
Pertanyaannya sekarang adalah, apakah semangat kebangsaan kita masih seperti dulu? Bukankah dunia sekarang semakin bergerak ke arah yang semakin global?
Seiring dengan berjalannya waktu. bangsa Indonesia sekarang ini tidak mencerminkan keadaan yang dulu pernah melekat. Indonesia sekarang sedang dilanda krisis nasionalisme terhadap negara dan bangsanya, loyalitas dan solidaritas terhadap sesama bangsa kian memudar secara perlahan dari masa ke masa.
Berikut ini merupakan sebagian kecil dari contoh memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia : Lebih tertarik produk impor daripada produk dalam negeri. Padahal produk dalam negeri sebenarnya kualitasnya lebih baik dari pada produk impor. Kemudian saat ini banyak orang yang tidak mengerti esensi upacara bendera, seperti kita ketahui bahwa kebanyakan masyarakat sekarang mungkin akan malas apabila diadakan upacara, padahal upacara merupakan wujud menghargai para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan dari para penjajah.. Lalu saat ini banyak yang lebih senang makanan yang berasal dari luar negeri seperti hot dog, pizza daripada makanan Indonesia, padahal makanan Indonesia sangat beraneka ragam seperti rendang, lumpia, gudeg, pempek dan lainnya
Banyak faktor yang mendasari terjadinya krisis nasionalisme bangsa di Indonesia. Diantara faktor tersebut yaitu mulai dari korupsi yang terus menerus mencitrakan para wakil rakyat hingga sikap disorientasi para pengayom masyarakat. Penegak hukum di Indonesia yang tidak mencerminkan keadilan kepada masyarakat kecil, hukum seolah bisa di perjual belikan dengan uang, kasus-kasus suap selalu menghiasi setiap kalangan-kalangan elit yang memiliki kepantingan, serta kasus dan masalah yang lainnya lambat laun menciptakan konflik hingga terjadinya disintegrasi sosial terhadap bangsa indonesia.
Oleh karenanya perlu adanya upaya yang nyata, yang mampu mengangkat motivasi bangsa Indonesia untuk semakin memperlihatkan rasa nasionalismenya terhadap Indonesia. Dengan adanya upaya tersebut yang pasti masyarakat Indonesia akan semakin timbul rasa nasionalismenya, kemudian dengan adanya kerjasama antara aparatur negara serta elemen-elemen lainnya bersama rakyat membangun negeri menjadikan Indonesia yang damai dan sejahtera.
Pentingnya sebuah bangsa memiliki nasionalisme digambarkan pula oleh Bung Karno dengan mengutip pendapat pemimpin Mesir yang termashur, Mustafa Kamil, sbb.:“Oleh karena rasa kebangsaaanlah, maka bangsa-bangsa yang terbelakang lekas mencapai peradaban, kebesaran, dan kekuasaan. Rasa kebangsaanlah yang menjadi darah yang mengalir dalam urat-urat bangsa-bangsa yang kuat dan rasa kebangsaanlah yang memberi hidup kepada tiap-tiap manusia yang hidup”. (Soekarno, 1930: 118)
Demikian pentingnya nasionalisme bagi suatu bangsa dalam mengisi kehidupan bernegara walaupun pada saat itu kondisi bangsa ada dalam kekuasaan bangsa lain.
Pertanyaannya sekarang adalah, apakah semangat kebangsaan kita masih seperti dulu? Bukankah dunia sekarang semakin bergerak ke arah yang semakin global?
Seiring dengan berjalannya waktu. bangsa Indonesia sekarang ini tidak mencerminkan keadaan yang dulu pernah melekat. Indonesia sekarang sedang dilanda krisis nasionalisme terhadap negara dan bangsanya, loyalitas dan solidaritas terhadap sesama bangsa kian memudar secara perlahan dari masa ke masa.
Berikut ini merupakan sebagian kecil dari contoh memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia : Lebih tertarik produk impor daripada produk dalam negeri. Padahal produk dalam negeri sebenarnya kualitasnya lebih baik dari pada produk impor. Kemudian saat ini banyak orang yang tidak mengerti esensi upacara bendera, seperti kita ketahui bahwa kebanyakan masyarakat sekarang mungkin akan malas apabila diadakan upacara, padahal upacara merupakan wujud menghargai para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan dari para penjajah.. Lalu saat ini banyak yang lebih senang makanan yang berasal dari luar negeri seperti hot dog, pizza daripada makanan Indonesia, padahal makanan Indonesia sangat beraneka ragam seperti rendang, lumpia, gudeg, pempek dan lainnya
Banyak faktor yang mendasari terjadinya krisis nasionalisme bangsa di Indonesia. Diantara faktor tersebut yaitu mulai dari korupsi yang terus menerus mencitrakan para wakil rakyat hingga sikap disorientasi para pengayom masyarakat. Penegak hukum di Indonesia yang tidak mencerminkan keadilan kepada masyarakat kecil, hukum seolah bisa di perjual belikan dengan uang, kasus-kasus suap selalu menghiasi setiap kalangan-kalangan elit yang memiliki kepantingan, serta kasus dan masalah yang lainnya lambat laun menciptakan konflik hingga terjadinya disintegrasi sosial terhadap bangsa indonesia.
Oleh karenanya perlu adanya upaya yang nyata, yang mampu mengangkat motivasi bangsa Indonesia untuk semakin memperlihatkan rasa nasionalismenya terhadap Indonesia. Dengan adanya upaya tersebut yang pasti masyarakat Indonesia akan semakin timbul rasa nasionalismenya, kemudian dengan adanya kerjasama antara aparatur negara serta elemen-elemen lainnya bersama rakyat membangun negeri menjadikan Indonesia yang damai dan sejahtera.
Belum ada Komentar untuk "Esai Prabu Unpad Penerimaan Raya Mahasiswa Baru Universitas Padjadjaran"
Posting Komentar