Pilih Asuransi atau Investasi untuk Dana Pendidikan Anak?
Pada dasarnya pendidikan anak ialah salah satu tujuan utama keuangan dalam suatu keluarga. Karena pendidikan itu sangatlah penting. Oleh karena itu anda harus tahu bagaimana cara mempersiapkan dana pendidikan anak anda di masa depan.
1. Anda harus mengetahui kapan pendidikan anak akan ditempuh, oleh karena itu sesuaikan dengan umur anak anda.
2. Ketahui target sekolah dan kuliah untuk anak anda, survei perkiraan biayanya. Hitung nilai masa depan atau future valuenya dengan memasukkan perkiraan inflasi pendidikannya. Biasanya inflasi pendidikan itu dua kali lipat dari inflasi konsumtif.
Sebagaimana yang kita ketahui, di luar sana banyak beredar produk-produk yang dapat digunakan sebagai sarana mempersiapkan dana pendidikan anak di masa yang akan datang. Salah satunya ialah investasi dan asuransi pendidikan. Ketika masyarakat diajukan pertanyaan untuk memilih diantara kedua produk ini, terdapat berbagai tanggapan yang dikemukakan,
1. Anda harus mengetahui kapan pendidikan anak akan ditempuh, oleh karena itu sesuaikan dengan umur anak anda.
2. Ketahui target sekolah dan kuliah untuk anak anda, survei perkiraan biayanya. Hitung nilai masa depan atau future valuenya dengan memasukkan perkiraan inflasi pendidikannya. Biasanya inflasi pendidikan itu dua kali lipat dari inflasi konsumtif.
Sebagaimana yang kita ketahui, di luar sana banyak beredar produk-produk yang dapat digunakan sebagai sarana mempersiapkan dana pendidikan anak di masa yang akan datang. Salah satunya ialah investasi dan asuransi pendidikan. Ketika masyarakat diajukan pertanyaan untuk memilih diantara kedua produk ini, terdapat berbagai tanggapan yang dikemukakan,
Masyarakat yang memilih asuransi pendidikan karena :
- Asuransi pendidikan lebih pasti daripada investasi
- Dana dari investasi sudah pasti keluar
Masyarakat yang memilih investasi karena :
- Investasi lebih mengikuti inflasi,lebih mampu menerjang inflasi
- Karena dana pendidikan setiap tahun meningkat, investasi lebih membantu
- Return dari investasi lebih besar
Mari kita bahas dari definisinya terlebih dahulu - Tabungan pendidikan termasuk ke dalam tabungan berjangka yang biasanya jangka waktu menabungnya di atas dua tahun. Kelebihannya karena namanya tabungan, return yang telah disepakati di awal dan apabila terjadi sesuatu yang buruk dengan banknya, misalnya bangkrut. Maka tabungan tersebut tetap aman karena dijamin LPS (lembaga Penjamin Simpanan) sebesar dua miliar. Kekurangannya ialah return yang didapat tidak akan jauh dari suku bunga acuan Bank Indonesia.
Yang menerbitkan tabungan pendidikan ialah bank. Meskipun dinamakan tabungan pendidikan, tetapi biasanya didalamnya ada asuransi jiwa yang preminya pada umumnya dibayarkan oleh bank. Jadi gratis meskipun proteksinya kecil
Berikutnya adalah asuransi pendidikan. Sesuai namanya, yang mengeluarkan ialah perusahaan asuransi. Awalnya berbentuk endowment policy yang dananya dijanjikan keluar di tahun-tahun tertentu. Tetapi saat ini banyak yang bentuknya unit link. Secara return pasti lebih besar dari tabungan pendidikan karena investasinya di pasar uang dan pasar modal, bukan hanya tabungan saja. Kekurangannya adalah tidak adanya jaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan nilainya pasti fluktuatif.
Dalam pembahasan ini saya memposisikan diri netral, dan berusaha tak mendiskreditkan produk tertentu. Mari kita mulai bahas secara mendalam. Asuransi ialah sebuah produk yang berfungsi mengalihkan risiko ekonomi dari hal-hal yang sifatnya tak pasti. Pendidikan anak ialah sesuatu yang pasti bukan? Uang pendidikan akan sangat dibutuhkan ketika orang tua mengalami risiko. Uang Pendidikan yang akan keluar bisa dipergunakan untuk pendidikan. Karena pendidikan ialah sesuatu yang pasti maka membeli asuransi menurut saya adalah hal yang kurang cocok.
Yang tidak pasti bukan pendidikannya, melainkan income atau pendapatan orang tuanya karena bisa saja orang tua si anak sakit kritis atau meninggal sehingga sudah tidak bisa lagi membayar pendidikan anaknya. Jadi yang seharusnya diasuransikan ialah penghasilan orang tuanya dan yang perlu dibeli adalah asuransi penghasilan. Lantas bagaimana dengan tabungan pendidikan? Logikanya, rata-rata inflasi dana pendidikan di suatu negara itu 1,5-2x inflasi konsumtif.
Inflasi konsumtif bukan yang kita lihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tetapi sebetulnya setiap orang itu inflasi konsumtifnya berbeda. Tergantung gaya hidup, misalnya kelas menengah keatas kita tentukan 10-12%. Artinya inflasi pendidikan sekitar 15-20% masih wajar asumsinya. Berarti harus mencari investasi yang returnnya kurang lebih segini. Otomatis apabila memilih tabungan pendidikan tidak cocok. Karena tidak akan tercapai tujuan keuangannya. Oleh karena itu pemilihan produk-produk dalam keuangan harus sangat diperhatikan dan berhati-hati, tentukan mana yang sesuai dengan tujuan keuangan rumah tangga masing-masing.
Jadi perlu diingat,fungsi asuransi ialah melindungi dari sesuatu yang tidak pasti, sedangkan pendidikan anak itu pasti. Oleh karena itu sebenarnya yang paling sesuai ialah investasi bukan asuransi apalagi tabungan.
Dalam pembahasan ini saya memposisikan diri netral, dan berusaha tak mendiskreditkan produk tertentu. Mari kita mulai bahas secara mendalam. Asuransi ialah sebuah produk yang berfungsi mengalihkan risiko ekonomi dari hal-hal yang sifatnya tak pasti. Pendidikan anak ialah sesuatu yang pasti bukan? Uang pendidikan akan sangat dibutuhkan ketika orang tua mengalami risiko. Uang Pendidikan yang akan keluar bisa dipergunakan untuk pendidikan. Karena pendidikan ialah sesuatu yang pasti maka membeli asuransi menurut saya adalah hal yang kurang cocok.
Yang tidak pasti bukan pendidikannya, melainkan income atau pendapatan orang tuanya karena bisa saja orang tua si anak sakit kritis atau meninggal sehingga sudah tidak bisa lagi membayar pendidikan anaknya. Jadi yang seharusnya diasuransikan ialah penghasilan orang tuanya dan yang perlu dibeli adalah asuransi penghasilan. Lantas bagaimana dengan tabungan pendidikan? Logikanya, rata-rata inflasi dana pendidikan di suatu negara itu 1,5-2x inflasi konsumtif.
Inflasi konsumtif bukan yang kita lihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tetapi sebetulnya setiap orang itu inflasi konsumtifnya berbeda. Tergantung gaya hidup, misalnya kelas menengah keatas kita tentukan 10-12%. Artinya inflasi pendidikan sekitar 15-20% masih wajar asumsinya. Berarti harus mencari investasi yang returnnya kurang lebih segini. Otomatis apabila memilih tabungan pendidikan tidak cocok. Karena tidak akan tercapai tujuan keuangannya. Oleh karena itu pemilihan produk-produk dalam keuangan harus sangat diperhatikan dan berhati-hati, tentukan mana yang sesuai dengan tujuan keuangan rumah tangga masing-masing.
Jadi perlu diingat,fungsi asuransi ialah melindungi dari sesuatu yang tidak pasti, sedangkan pendidikan anak itu pasti. Oleh karena itu sebenarnya yang paling sesuai ialah investasi bukan asuransi apalagi tabungan.
Belum ada Komentar untuk "Pilih Asuransi atau Investasi untuk Dana Pendidikan Anak? "
Posting Komentar